Rabu, 04 Desember 2013

Seni Tari 4



PERKEMBANGAN TARI DI INDONESIA

(Sumber : Antara)

Menurut sumber dibedakan menjadi 3 tahap :

a. Dekade sekitar tahun 20.000 SM hingga 400 M ( Primitif )
b. Dekade sekitar tahun  400 M hingga 1945 M ( Feodal )
c. Dekade sekitar tahun 1945 sampai sekarang ( Modern )

A.    Dekade tahun 20.000 SM hingga 400 M
PERIODESASI

Dibagi menjadi 2 zaman
1. Zaman batu
Terjadi dalam  zaman batu tua atau paleoliticum seperti Pithecanthropus Erectus di desa trini madiun, homo solensis di desa ngandong di tepi sungai bengawan soo madiun, dan homo mojokertaensis di mojokerta jawa timur. Cirinya ditemukan alat berasal dari pecahan batu kasar dan manusia setengah kera , tempat tinggal berpindah pindah. Setelah itu terjadi zaman Mesoliticum atau zaman pertengahan. Bukti peninggalannya yaitu Kapak dari batu besar yang diasah, alat dari tulang dan lukisan berupa gambar cap tangan dan babi hutan di gua leang-leang di Sulawesi selatan. Bentuk manusia sudah dapat dikatakan sebagai manusia sesungguhnya yang disebut homo sapiensis, dan sudah menggunakan akal pikirannya. Dan terakhir adalah zaman Neoliticum atau zaman batu muda, peninggalannya berupa Kapak yang sudah diasah halus, tempayan dari tanah liat dan perhiasan dari batu, mata pencahariannya bercocok tanam dan bertenun, dan tempat tinggalnya menetap.

2. Zaman logam
Bukti peninggalannya yaitu berupa kapak corong menyrupai sepatu , kapak dengan lukisan , perhiasan perunggu seperti kalung gelang subang. telah diketemukan nekara atau kendang yang terbuat dari perunggu di jawa, bali, Sumatra, dan nusa tenggara. Tari pada zaman ini sangat erat kaitanya dengan kekuatan alam, bahkan menjadi tari yang dikeramatkan juga, seperti jenis tari untuk penyembuhan orang sakit, tari minta hujan, dan sebagainya. Pada decade sekitar tahun 20.000SM sampai 400M tari-tari yang hidup pada kurun waktu itu mempunyai sifat magnis dan sacral sesuai dengan latar belakang kebudayaannyakekuatan alam sangat berpengaryh terhadap tata kehidupan manusia maupun masyarakatnya, sehingga ekspresi tarinya cenderung merefleksikan keadaan alam lingkungannya. Keadaan alam maupun kehidupan binatang binatangnya tampak menjadi inspirasi inspirasi timbulnya jenis tari seperti berburu, tari perang, dan sebagainya.

B.     Dekade tahun 400 M sampai 1945 M
Masyarakat pada decade ini digolongkan sebagai masyarakat fedoal. Munculnya kerajaan kerajaan menandai adanya pola hidup bersama antar individu maupun kelompok sebagai upaya untukmeningkatkan kehidupan yang lebih baik dan lebih harmonis.
Terjadi empat periode zaman:
1. Zaman indonesia-Hindu
2. Zaman Indonesia Islam
3. Zaman Indonesia Budha
4. Zaman Pergerakan Nasional

1.    Zaman indonesia – Hindu
Pada zaman ini diawali dengan munculnya kerajaan yang berhaluan sekitar tahun 400M, yitu kerajaan kutai, di Kalimantan timur dan kerajaan tarumanegara di jawa barat. Proses peng-hindu-an sudah tampak pada abad pertama, yaitu ketika para pedagang india dating dan menetap di Indonesia. Para pedagang india bnyak yang menjalin keluarga dengan orang-orang asli Indonesia, sehingga mengakibatkan mengalirnya arus kebudayaan india. Bidang yang sangat menonjol dari arus kebudayaan india adalah kehidupan keagamaannya, yakini agama hindu. Hal itu bisa di buktikan melalui peninggalan – peninggalan yang berupa monument – monument keagamaan, seperti candi prambanan ( roro jongrang ) dan candi – candi di dieng jawa tengah, candi singasari di jawa timur, dsb. Selain itu secara hampir bersamaan pengaruh agama budha juga datang di Indonesia dengan bukti peninggalan mnumen keagamaan, yakini candi Borobudur, candi mendut, dsb. Melalui relief – relief pada candi – candi dapat di temukan bentuk – bentuk tari, jenis music yang mengiringi dan fungsinya.
Dalam agama hindu tari sering digunakan sebagai sarana pemujaan kepada dewa, terutama pada dewa wisnu dan dewa siwa. Dan yang paling erat hubungannya dengan tari adalah dewa siwa, terbukti dewa siwa sering di sebut dengan siwa nataraja ( siwa raja dari penari ), nahanata ( penari besar ), dan natapriva. Dalam kitab regeveda ( salah satu kitab suci hindu ) disebut dewa indra, dewa marut dan dewa acvni senagai dewa tari. Dalam kitab veda juga di sebutkan bahwa dewa bayu ( angin ), dewa agni ( api ) dan dewa surya ( matahari ) sebagai dewa penggerak dunia.
Menurut kepercayaan hindu, para penari yang menari untuk kepentingan agama merupakan kekasih dewa ( devadasi ). Pengaruh predikat kekasih dewa sampai sekarang masih membekas di bali, tempat berkembangnya agama  hindu dharma.
Pada relef candi Borobudur, prambanan dan dieng terdaat relief yang menggambarkan penari wanita sedang menghibur raja dan keluarganya (bangsa istana). Thomas stamfort raffles dalam bukunya history of java mengatakan, bahwa ronggeng merupakan tarian wanita yang khusus  untuk hiburan kaum laki-laki. Tari rongeng tidak selalu itarikan oleh penari wanita, melainkan juga oleh penari peria berbusana wanita(iravesti). Di Surakarta pada awal abad XX ronggeng dipakai untuk menyebutkan penari wanita bayaran. Dalam serat centbini dan cabolang disebutkan bahwa ronggeng atau teledak sebagai penghibur harus dibayar dengan tarif tertentu. Ronggeng sebagai arian hiburan sering mengikutsertakan  para penontonnya untuk terlibat menari bersama, sekarang lebih dikenal dengan tari tayub. Tari ronggeng/tayub meskipun merupakan tarian hiburan tetapi juga mendapat perhatian dari lingkungan kerajaan.

Pertunjukan yang sampai sekarang masih lestari
·      Tari klana topeng
·      Tari gunungsari ( jawa tengah )
·      Tari topeng panji
·      Topeng Rumyang dan temanggungan

2.    Zaman indonesia Islam
Zaman Indonesia islam ditandai oleh datangnya para pedagang dari india barat melalui Gujarat. Mereka selain berdagang juga menyebarkan agamanya, yakini agama islam. Namun,, demikian agama islam yang mereka bawa sudah kena pengaruh hindu, atau dengan kata lain telah berbau kehinduan.
Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII yaitu ditandai dengan munculnya kerajaan islam di Sumatra uara, di jawa mulai pada saat berdirinya kerajaan demak menggantikan majapahit sekitar abad XV.
Dijawa barat terdapat dua gaya tari yaitu gaya sunda dan gaya cirebon. Di jawa tengah perkembangan tari ditandai dengan lahirnya karya sastra-sastra yang berupa babad di dalamnya memuat tentang informasi-informasi tentang tari.
Tari bedaya dan serimpi adalah jenis tari hiburan raja dan sekaligus merupakan tari untuk upacara-upacara di istana.Tarian wireng adalah tarian keprajuritan yang dibawakan penari pria dengan membawa senjata

3.    Zaman Indonesia belanda
Pada awal abad  XVII Belanda dating ke Indonesia melalui pulau jawa bagian barat untuk berdagang rempah-rempah dan kemudian mendirikan VOC.Terpecah menjadi dua yaitu Kasunanan surakarta dan Kasultanan yogyakarta.Tari jogjakarta memiliki haluan klasik. Sedangkan ciri tarian surakarta : Pandangan mata meluruh. Kostumnya gemerlab Penari biasanya menggunakan Jamana

4.    Zaman Pergerakan Nasional
·      Dekade tahun 1945
Sampai sekarang berdirinya lembaga-lembaga forml dan non-formal dalam bidang kesenian menunjukan bahwa kegiatan kesenian dianggap mempunyai peranan penting dalam pembentukan dan memajukan bangsa.
Singkatan dari perkembengan tarian sekarang
ASTI = Akademi Seni Tari Indonesia
ISI = Institut Seni Indonesia
STSI = Sekolah Tinggi Seni Indonesia
IKJ = Institut Kesenian Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Tema DILO | Blogger DILO - Premium Blogger Themes | Blogger Templates